KEDIRI, 14 Juli 2025 – Pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMK Negeri 1 Kota Kediri, Senin (14/7/2025) pagi, berlangsung penuh keharuan. Suasana haru dan tangis mewarnai sesi sungkeman, di mana para calon peserta didik baru bersimpuh memohon restu kepada orang tua mereka sebelum memulai perjalanan pendidikan di sekolah kejuruan ternama ini.

Kegiatan pembukaan yang mengusung tema penguatan karakter dan budaya Jawa ini tidak hanya sekadar seremonial. Tradisi sungkeman menjadi momen sentral, menggambarkan rasa hormat anak kepada orang tua dan permohonan doa restu untuk langkah baru. Banyak orang tua tak kuasa menahan air mata menyaksikan ketulusan anak-anak mereka bersimpuh, mencium tangan, dan memohon maaf serta restu.

“Ini momen yang sangat menyentuh. Kami sebagai orang tua merasa terharu dan bangga melihat kesungguhan anak kami memulai perjalanan barunya dengan mengedepankan adab dan budaya ketimuran,” ujar salah satu wali murid, sambil menyeka air mata.
Pelestarian Budaya Jawa: Siraman dan Semboyan
Selain sungkeman, kegiatan juga diwarnai dengan prosesi siraman menggunakan kembang telon (campuran tiga jenis bunga: melati, kantil, dan mawar) kepada para peserta didik baru. Ritual siraman yang sarat makna filosofis Jawa ini bertujuan membersihkan jiwa dan raga, memberikan ketenangan, kesejukan, serta semangat baru dalam menuntut ilmu.

Kepala SMKN 1 Kota Kediri, Edy Suroto, S.Pd., M.M., menegaskan bahwa tradisi ini merupakan bagian integral dari upaya sekolah melestarikan budaya Jawa. “Semboyan kita tegas: ‘Wong Jawa ojo nganti ilang Jawane’. Kami ingin siswa-siswi SMKN 1 Kota Kediri, meskipun belajar ilmu modern dan teknologi, tetap memiliki akar budaya yang kuat, menghormati orang tua, dan beradab luhur sesuai nilai-nilai Jawa,” papar Edy Suroto saat membuka acara.
Prosesi siraman kembang telon dipandu oleh guru dan dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah serta Ketua Panitia MPLS, Fatcurrohman, S.S. Menurut Fatcurrohman, kegiatan ini dirancang untuk membekali peserta didik baru tidak hanya pengetahuan akademik dan kejuruan, tetapi juga fondasi karakter berbasis kearifan lokal. “MPLS tahun ini kita kemas dengan memperkuat nilai-nilai budaya, disiplin, dan pengenalan lingkungan sekolah yang menyenangkan. Sungkeman dan siraman adalah simbol penghormatan dan penyucian niat untuk belajar dengan tulus,” jelasnya.
Setelah momen haru sungkeman dan prosesi siraman, suasana berubah menjadi penuh semangat dan keceriaan. Para peserta didik baru, yang telah mendapatkan restu orang tua dan penyegaran jiwa melalui siraman, terlihat lebih rileks dan bersemangat mengikuti rangkaian pengarahan dan permainan pengenalan berikutnya.
Dengan diawali tradisi penuh makna dan keharuan ini, diharapkan para peserta didik baru SMKN 1 Kota Kediri dapat memulai perjalanan pendidikan mereka dengan niat suci, rasa hormat yang tinggi, dan komitmen untuk menjadi generasi yang unggul dalam bidang kejuruan serta tetap memegang teguh identitas dan budaya Jawa.